Zhengti Guannian (Theory of Holism/Holistic Concept)

1625645825100_copy_500x500

Halo teman-teman semuanya, selamat datang di channel AmeliaSiauw, saya Shinta Amelia. Pada penjelasan saya sebelumnya, saya telah membahas mengenai Apa Itu TCM. Jadi, teman-teman semua telah mengerti definisi tentang apa itu TCM. (https://www.sinsheshinta.com/2021/02/05/chinese-medicine-indonesian-2/)

Sekarang, mari kita masuk ke materi selanjutnya, yakni karakteristik dari teori TCM.

TCM mempunyai dua karakteristik, yang kita bahas di video kali ini adalah kekhasan pertama, Zhengti Guannian. Ohya, sebelumnya mohon izin info dulu, kalau cara baca bahasa Mandarin itu tidak boleh langsung dibaca menurut sistem ejaan lafal bahasa Indonesia, namun memiliki pelafalan tersendiri yang disebut Hanyu pinyin. Nah siapa yang berminat untuk mendengar penjelasan saya tentang Hanyu pinyin? Yang berminat tulis di kolom komentar yaaa. Kalau banyak peminatnya akan saya buatkan, hehe 😉 Baik, kembali ke topik Zhengtiguannian. Zhengti Guannian – yang dibaca ‘Ceng Thi Kwan Nien’ – bila diterjemahkan ke bahasa Inggris berarti Theory of Holism atau Holistic Concept, dan dalam bahasa Indonesia, itu berarti Teori atau Konsep Holistik. Dalam KBBI, Holistik berarti Secara Keseluruhan. Jadi maksudnya, Zhengti Guannian adalah sebuah teori dalam TCM yang memandang sesuatu secara keseluruhan. Bukan per bagian, tidak secara terpisah-pisah, namun satu kesatuan, secara keseluruhan, dari materi tersebut.

TCM berpendapat, tubuh manusia adalah satu kesatuan. Anggota-anggota tubuh saling terhubung satu sama lain, jadi bukan tangan ya tangan, kaki ya kaki. Tangan berhubungan dengan kaki, kaki berhubungan dengan tangan, tangan berhubungan dengan kepala, kepala berhubungan dengan badan… jadi, seluruh anggota tubuh kita itu bersatu. Fungsi tubuh berkaitan satu sama lain. Dan dalam hal penyakit juga begitu. Kalau satu bagian tubuh ikut sakit, dia akan mempengaruhi bagian tubuh yang lainnya juga. Zhengti Guannian bukan berbicara soal bagian dalam internal tubuh saja, tapi juga membicarakan hubungan tubuh dengan keadaan eksternalnya, yakni alam dan keadaan sosial. Menurut Zhengti Guannian, manusia sangat berkaitan dengan alam dan keadaan sosial. Saat manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan alam dan keadaan sosial, di saat bersamaan kedua faktor itu juga mempengaruhi kondisi fisik dan psikis tubuh manusia. Inilah yang menjadi uraian pengertian Zhengti Guannian dalam TCM.

 

Tubuh Manusia Adalah Satu Kesatuan

Seperti yang sudah disinggung dalam penjelasan di atas, TCM menganut prinsip bahwa Tubuh merupakan satu kesatuan. Tangan dan kaki saling berhubungan, organ jantung dan organ hati saling berhubungan, otot-otot berhubungan dengan darah, dengan tendon, dan lain-lain. Sakit yang menyerang satu bagian tubuh ternyata bukan hanya merupakan urusan satu bagian tersebut, namun juga berkaitan dengan bagian tubuh lainnya. Jika satu bagian tubuh terkena sakit, mungkin penyebabnya adalah bagian tubuh lainnya. Dan, bagian yang sakit itu, jika tidak disembuhkan dengan benar, penyakitnya akan menjalar ke bagian tubuh lainnya. Penyakit yang tampak, bisa jadi manifestasi dari penyakit tubuh lainnya. Sehingga Praktisi TCM harus teliti dalam menganalisa, tidak boleh langsung dengan cepat menyatakan, “Oh, kalau kaki yang sakit, berarti kaki saja yang diobati.” Itu adalah prinsip pengobatan yang tidak dibenarkan dalam TCM.

 

Tubuh Merupakan Satu Kesatuan dengan Alam

 

Manusia tidak terlepas dari Langit dan Bumi – dari lingkungan sekitarnya. 

Ketika Alam mengalami perubahan, tubuh manusia juga akan menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Saya ambil contoh di sini siang dan malam. Siang hari, matahari bersinar, langit erang, saatnya orang bekerja dan beraktivitas. Malam hari, matahari sudah tengglam, langit menjadi gelap gulita, keadaan menjadi tenang dan Sepi, dan menjadi saat yang baik untuk beristirahat.

 

Manusia Merupakan Kesatuan dengan Lingkungan Sosial (Dengan Manusia Lainnya)

 

Tidak hanya merupakan satu kesatuan dengan Alam, manusia juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan lingkungan sosialnya – manusia terhubung dengan manusia lainnya. Keadaan sosial begitu rumit dan kompleks, ini juga berpengaruh kepada kondisi fisik dan psikis seseorang. Perbedaan kultur budaya, akan membuat perbedaan dalam konstitusi tubuh seseorang. Jika ada perubahan drastis dalam kondisi sosial, misalnya perubahan pada status sosial atau kondisi ekonomi seseorang, bisa berpengaruh pada tubuh seseorang, dan mempengaruhi kesehatannya. Jika seseorang terus menerus diperhadapkan pada kondisi ekonomi yang kacau dan morat-marit, ini bisa menimbulkan penyakit dalam tubuhnya. Demikian juga dengan kondisi sosial buruk yang lainnya, misalnya pertengkaran dalam keluarga, perselingkuhan dan perceraian, kematian orang yang disayangi, hubungan yang buruk di tempat kerja dengan atasan atau dengan rekan kerja – bisa merusak keharmonisan metabolisme tubuh, memicu penyakit, membuat penyakit yang tadinya ringan menjadi ganas, bahkan menyebabkan kematian. Praktisi TCM yang handal, selain memeriksa kondisi tubuh si pasien, juga memperhatikan hubungan sosialnya, untuk menganilasi apakah si pasien terkena sakit karena disebabkan masalah sosialnya.

 

Teori Holistik ini menjadi landasan pemikiran utama dalam TCM. Praktisi TCM tidak boleh hanya melihat tubuh sebagai hal yang terpisah-pisah, pada orang yang sakit kepala hanya terfokus ke sakit kepalanya, atau hanya terfokus ke organ kandungan pada pasien yang mengalami ketidakteraturan datang bulan. Karena banyak kali yang terjadi, pangkal penyakitnya justru bukan di sana, sehingga hanya terfokus ke sana justru malah akan membuat kesalahan dalam terapi. Apa yang tampak di permukaan, belum tentu menunjukkan keadaan yang seharusnya dikira demikian, mungkin saja ia tengah mengarah ke bagian lainnya, yang sama sekali tidak terduga jika kita tidak berprinsip Holistik. Namun jika pangkal penyakit berhasil disembuhkan, bukan hanya penyakit utama (dalam contoh kita sakit kepala atau datang bulan tidak teratur) yang hilang, namun biasanya penyakit penyerta (misalnya selain sakit kepala juga terdapat mata nyeri, mudah marah hanya saja karena tidak terlalu mengganggu maka pasien tidak menyebutkannya), juga hilang. Maka para praktisi TCM umumnya tidak terlalu berfokus kepada Spesialisasi. Ia tidak hanya berfokus spesialis ke satu penyakit saja, penyakit lain rata-rata juga ia kuasai diagnosanya. Ini semua dikarenakan Teori Holistik yang menjadi landasan utama TCM.

 

Itulah dia penjelasan tentang Zhengti Guannian, atau Teori Holistik sebagai karakteristik landasan pemikiran TCM yang pertama. Penjelasan tentang Karakteristik yang kedua akan saya bahas di penjelasan selanjunya. Terimakasih telah meluangkan waktunya untuk mendengarkan penjelasan ini, dan mohon maaf jika ada penjelasan yang kurang berkenan. Sampai jumpa! 谢谢您的关注,后会有期!

 

Text ini dapat disimak dalam bentuk–

Video:  https://www.dailymotion.com/video/x823wwh 

 

Podcast: https://anchor.fm/ameliasiauw/episodes/Zhengti-Guannian—Landasan-Pemikiran-TCM-I-e12m6kr

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment