Mitos Perkakas Makan Berbahan Perak

mitos-perkakas-makan-berbahan-perak

Pada zaman dahulu kala di negara-negara besar Asia Timur seperti China dan Korea, para bangsawan terutama keluarga kerajaan menggunakan perkakas makanan yang terbuat dari bahan perak. Salah satu film Korea terkenal berjudul Dae Jang Geum sering sekali menampilkan adegan tersebut. Pada saat Raja akan menyantap hidangannya, hidangan untuk sang Raja mula-mula akan dicicipi oleh Dayang Pencicip, dan perkakas makan yang digunakan Dayang Pencicip juga merupakan perkakaks makanan berbahan perak.

Penggunaan perkakas perak ini didasarkan pada mitos; bahan perak bila terkena racun akan berubah warna menjadi hitam, sehingga menggunakan bahan perak untuk perkakas makanan dapat menganalisa apakah makanan tersebut mengandung racun atau tidak.
 
Jadi, apakah memang benar demikian? Jika iya, maka berarti kita bisa bernafas lega. Kita tinggal membeli perkakas berbahan perak dan menggunakannya sebagai alat makan kita, niscaya tidak ada siapapun yang bisa meracuni kita!

Dan hal ini ternyata memang ada dasar ilmiahnya! Ion perak cenderung lebih mudah bereaksi, dan mudah bergabung dengan senyawa lain lantas berubah menjadi hitam. Namun menggunakan perkakas makanan berbahan perak untuk menganalisis ada tidaknya racun, cara ini punya keterbatasan. dan hanya sedikit sekali racun yang dapat terdeteksi dengan cara demikian, dengan yang paling mudah terdeteksi adalah pereaksian perak dengan Pishuang (arsenic trioxide arsenous acid anhydride;As2O3). Jadi, rasanya sangat sulit, bahkan condong mustahil bila kita berharap cara ini dapat membebaskan kita seluruhnya dari makanan beracun.

Karenanya, sekarang ini perkakas perak sudah jarang digunakan. Kalaupun digunakan, bahan-bahan ini sudah melewati proses sedemikian rupa sehingga keasliannya sudah nyaris hilang, belum lagi racun zaman modern telah jauh lebih maju dibandingkan jaman dahulu. 

Namun setidaknya saudara bisa menggunakan bahan perak untuk mendeteksi, kalau-kalau hidangan Anda teracuni oleh arsenic.

Terima kasih telah membaca! 

Oleh: Sinshe Shinta Amelia, CMD

admin@sinsheshinta.com

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment