Diagnosa Nadi dengan Benang – Benarkah Pernah Terjadi?

2015122257573989

Diagnosa Nadi Dengan Benang, atau nama mandarinnya Xuan Si Zhen Mai 悬丝诊脉, adalah salah satu pendiagnosaan “nyentrik” yang kerap jadi bahan perdebatan, bahkan oleh para praktisi TCM sekalipun. Baik para pasien yang berobat maupun para murid di kursus yang saya ajar sangat antusias mengetahui kebenaran fakta di balik cara Diagnosa ini. Dan terus terang, saya sendiri pun pernah sangat tergila-gila akan “kemistikan” cara pendiagnosaan xuansi maizhen (apalagi ditambah pengaruh cerita-cerita komik dan novel dan juga film-film kolosal yang – begitulah dashyatnya sebuah karya seni – bisa menarik dan menginspirasi sedemikian rupa). Jadi saya sangat memahami ketertarikan teman-teman sekalian.

Sebelumnya, baiknya saya ceritakan dahulu latar belakang kemunculan xuansi maizhen ini. Pada zaman dahulu kala, aturan feodalisme sangat ketat, apalagi dalam istana kekaisaran. Pria dan wanita tidak boleh saling bersentuhan, apalagi bila pria yang statusnya lebih rendah menyentuh wanita yang bestatus lebih tinggi seperti Permaisuri dan Puteri… wah, bisa kepala si pria nyampe ke kutub selatan tuh! Lantas, bagaimana agar seorang Tabib Istana bisa memeriksa sang pasien dan menyembuhkannya? (Soalnya kalau tidak bisa menyembuhkan akan juga jadi masalah, dong…)

Ini dimulai dari Sun Simiao 孙思邈 . Sun Simiao adalah seorang tabib yang sangat terkenal – penulis buku Bei ji Qian Jin Yao Fang yang di dalamnya terdapat Bab Da Yi Jing Cheng “Moral Seorang Penyembuh Mulia”, penemu titik “a shi xue”, bahkan digelari Dewa Obat untuk kepandaiannya. Alkisah, Kaisar Tang Taizong, salah seorang kaisar paling terkenal dan berprestasi dari Dinasti Tang, tengah mengalami kerisauan. Permaisurinya telah mengandung selama sepuluh bulan dan tiba-tiba saja terkena masalah yang sangat hebat dengan kandungannya. Konon penyakit sang Permaisuri sangat berat dan tiada satupun tabib istana yang bisa menyembuhkannya. Kaisar pun menjadi pemurung dan risau setiap hari. Sampai salah seorang menteri menyarankan untuk “Mengundang Sun Simiao, salah satu tabib yang terkenal di masyarakat ke Istana.” Sang kaisar yang memang tengah kehilangan harapan, langsung setuju.

Masalah pun terjadi. Sun Simiao yang notabene adalah sinshe dari kalangan awam, berpakaian lusuh dan sederhana, menghadap Permaisuri yang anggun, cantik, dan dipuja bagikan dewi. Omong kata Kaisar dan Permaisuri sendiri menyetujuinya (bagaimanapun demi kesembuhan Permaisuri sendiri), namun aturan istana lah yang melarang dengan sangat keras. Tapi Sun Simiao tidak segera kehilangan akal. Ia lantas mengumpulkan kasim dan dayang yang melayani langsung sang Permaisuri, menanyai mereka sedemikian rupa sampai ke masalah sehari-hari yang remeh-remeh, lalu menyusun kesimpulan. Sekarang lah waktunya sang Tabib beraksi. Dikeluarkannya seulas benang tipis, diuraikannya sampai menyentuh pergelangan tangan permaisuri, lalu dengan memasang mimik sungguh-sungguh dan penuh keseriusan iapun memilin-milin ujung benang satunya lagi.

Beberapa saat kemudian, Sun Simiao berkata, “Baginda, hamba telah mendiagnosa tuntas penyakit Permaisuri.”

Orang-orang di sekitarnya berseru kegirangan. Kaisar Taizong bertanya bersemangat, “Lalu, bagaimana Anda akan menyembuhkan permaisuri?”

“Mudah saja, Baginda. Saya mohon seorang dayang membantu mengulurkan jari permaisuri melewati tirai bambu. Cukup satu tusukan jarum dan saya akan menyembuhkan beliau.”

Kaisar segera memerintahkan seorang dayang untuk melakukan yang disarankan Sun Simiao. Sang Tabib kembali beraksi. Ditusukkannya jarum ke jari tengah permaisuri, yang segera menjerit kesakitan. Sebentar kemudian, pecahlah suara tangisan bayi. Permaisuri telah berhasil melahirkan Pangeran.

Salah satu keberhasilan Sun Simiao inilah yang membuat namanya melambung sedemikian rupa.

Tapi bila teman-teman perhatikan dengan lebih jeli cerita di atas, tidakkah teman-teman dapat menebak, apa sebetulnya yang membuat Sun Simiao yakin akan diagnosanya? Apakah hanya karena xuansi maizhen-nya yang luar biasa? Ternyata, bukan. Kedetailan data-data yang ia dapatkanlah yang luar biasa.

Rakyat China sendiri amat penasaran dalam hal ini. Beberapa orang pernah menanyai seorang sinshe terkenal di China, Shi Jinmo Lao Xiansheng 施今墨老先生. Shi Jinmo Xiansheng pernah ditugaskan untuk memeriksa keluarga kekaisaran Dinasti Qing. Dan apa kata beliau? “Itu adalah cara yang, benar ada, tapi juga benar tidak ada. Disebut benar ada, karena memang sesungguhnya cara itu benar dipraktekkan di kalangan istana. Benar tidak ada, karena cara itu hanyalah sebuah “Cara”. Yang sebenarnya para tabib lakukan saat memeriksa Permaisuri, Puteri dan para Selir adalah, dengan mendekati para kasim yang berinteraksi langsung dengan mereka. Si tabib akan menanyakan semua hal sampai ke hal-hal remeh-picisan sekalipun – pokoknya sedetail mungkin. Dan supaya si kasim mau bicara jujur, kita akan memberikan “Reward” bagi mereka. Dengan demikian, kunci keberhasilan telah digenggam oleh kami. Adapun kami tetap melaksanakan xuansi maizhen, pertama untuk menghormati aturan istana yang keras dan strict; kedua agar supaya yang bersangkutan mempercayai kami sepenuhnya.”

Jadi intinya… ini hanyalah “trik psikologis” yang diciptakan oleh para tabib jaman kuno. Kenyataan sesungguhnya, Metode Pertanyaan Wen, serta kelihaian dan ketelitian seorang tabib adalah metode paling berguna untuk menyembuhkan seorang pasien.

Terima kasih telah membaca! 

Oleh: Sinshe Shinta Amelia, CMD

admin@sinsheshinta.com

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment