Self-Fulfilling Prophecy – Kepercayaan dan Kesembuhan

Ramalan swawujud – atau dalam bahasa Inggris disebut self-fulfilling prophecy – adalah suatu kasus dimana orang memiliki ekspektasi tertentu terhadap seseorang/sesuatu, kemudian ekspektasi tersebut mempengaruhi perilakunya terhadap orang/sesuatu itu, dan orang/hal itu memperlakukannya seperti ia memperlakukan orang/hal ybs. Keadaan akhir pun terjadi sesuai ekspektasi awal nya.
 
Contoh ramalan swawujud sudah dijelaskan di literatur-literatur Yunani kuno dan India kuno, dan pada abad ke-20 istilah “self-fulfilling prophecy” akhirnya dicetuskan oleh sosiolog Robert K. Merton. Ia juga menetapkan struktur dan konsekuensi ramalan swawujud dalam buku Social Theory and Social Structure.
 
 
 
Salah satu bukti ramalan swawujud yang sangat terkenal adalah hasil eksperimental oleh Rosenthal dan Jacobson. Penelitian mereka dilakukan di sebuah sekolah menengah prestigius. Mereka meminta para guru untuk membagi murid-murid ke dalam dua kelas secara acak. Murid di kelas pertama dilabeli ”Murid Unggulan”, sedangkan di kelas kedua dijadikan kelas biasa saja. Kenyataannya murid kelas A tidak lebih pintar dari kelas B. Namun para guru memperlakukan Kelas A bak Kelas Unggulan sungguhan. Pengamatan terus dilakukan secara periodik, dan di akhir tahun, diadakan tes IQ. Apakah ramalan swawujud terbukti? Ternyata memang terbukti – murid ”Kelas Unggulan” mendapat IQ lebih tinggi daripada ”Kelas Biasa”.
 
Tetapi ternyata ramalan swawujud tidak hanya berlaku bagi dunia pendidikan saja, namun juga untuk segala sektor. Termasuk juga dunia kesehatan. 

Ambil contoh disini, dunia kerja saya – sinshe dan akupunktur. Jika orang sakit tidak percaya ia akan sembuh, ia betul betul tidak akan sembuh. Begitu pula jika orang sakit tidak percaya pada si sinshe atau akupuntur, ia tidak akan mendapat kesembuhan. Anda tahu simptomp paranoid personality disorder? Ya, mereka adalah orang-orang yang menderita krisis kepercayaan, selalu dihantui delusi bahwa semua orang selalu berusaha mencelakai mereka. Penyembuhan terhadap pengidap simptomp ini termasuk yang sangat sulit dalam dunia kesehatan jiwa, karena pasiennya saja sudah sulit bahkan tidak percaya pada pengobatan untuknya.
 
 
 
Ada juga keadaan berikut; pasien datang kepada sinshe, mendapat bahwa sang sinshe berwajah enak dilihat, ramah, sabar, kelihatan sangat welas asih dan pengertian pada pasien. Pasien hanya dengan melihatnya, merasa tenteram, percaya sinshe pasti akan mampu menyembuhkannya. Yang terjadi? Ia betul-betul sembuh.
 
 
 
Kesimpulannya; Jika Anda ingin sembuh, berikan kepercayaan penuh kepada sinshe Anda, percaya bahwa ia mampu menyembuhkan Anda. Terlebih, percayalah bahwa Anda layak mendapat kesembuhan, bahwa Yang Mahakuasa berkenan menyembuhkan Anda.
 
Jika Anda krisis kepercayaan, maka ramalan swawujud yang akan terjadi. Anda tidak akan sembuh.
 
 
 
Terima kasih telah membaca! 
 
Oleh: Sinshe Shinta Amelia, CMD
shinta.tcm@gmail.com
 
 
Referensi teori: Aronson, Elliot etc. 2010. Social Psychology, Seventh Edition. New Jersey: Pearson Education.
Pictures 1 and 2 are from the internet.
The other pictures are from Klinik Sinshe Shinta Amelia CMD.
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment